Penemuan Formulir C1 di Taksi Online Mirip Manuver Tangkap Kader Gerindra Jelang Pemilu ?

Penemuan  Formulir C1 di Taksi Online Mirip Manuver Tangkap Kader Gerindra Jelang Pemilu ?
Petugas Bawaslu memeriksa dokumen C1 yang ditemukan di taksi online di wilayah Menteng.

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Polisi membantah ada skenario dalam razia lalu lintas di Menteng, Jakarta Pusat, yang kemudian menemukan ribuan formulir C1 di taksi online. Partai Gerindra menilai kasus penemuan ribuan C1 itu mirip dengan penangkapan beberapa caleg Gerindra sebelum pelaksanaan Pemilu 2019 berlangsung lalu.

"Tentu kami hormati bantahan kepolisian. Silakan saja ditelusuri, tapi yang jelas bahwasanya kami tidak tahu menahu soal C1 yang ditemukan di taksi online di Menteng," ujar Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra, Andre Rosiade kepada wartawan, Selasa (7/5/2019).

Ribuan C1 yang ditemukan saat razia lalu lintas pada Sabtu (4/5) belum dapat diketahui asli atau tidak. Namun Bawaslu menyebut hasilnya berbeda dengan rekapitulasi di TPS. Andre mengatakan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah memperoleh sendiri C1 dari timses per daerah.

"Terus terang kami juga bingung tiba-tiba ada C1 yang dikirimkan Seknas kepada BPN, padahal Seknas tidak pernah mengumpulkan data C1," ucapnya.

Andre menganggap kasus penemuan ribuan form C1 itu serupa dengan kejadian yang menimpa beberapa caleg Gerindra beberapa saat sebelum hari pencoblosan. Ada beberapa caleg Gerindra yang ditangkap pihak Gakkumdu Pemilu dengan dugaan akan melakukan serangan fajar.

"Hampir sama dengan kejadian penangkapan-penangkapan kader kami di saat mau pemilu, dikatakan uang saksi akan dijadikan serangan fajar, ternyata tidak terbukti," kata Andre.

"Kami merasa ada indikasi kejadian kami ini mirip penangkapan kader kami soal amplop-amplop serangan fajar Gerindra. Ternyata semua terbukti itu uang saksi," sambungnya.

Andre menyatakan pihaknya menunggu proses penyelidikan Bawaslu terkait penemuan ribuan formulir C1. Kepada penegak hukum dan pihak terkait, jubir BPN Prabowo-Sandi itu mengingatkan rakyat Indonesia mengawal proses demokrasi yang tengah berjalan ini.

"Kami tunggu saja proses penyelidikan yang dilaksanakan Bawaslu, tapi sekali lagi kami tegaskan C1 yang ditemukan di Menteng bukan C1 buatan kami dan tidak ada hubungan dengan BPN. Silakan telusuri dan investigasi," ucap Andre.

"Masyarakat mengawasi seluruh proses ini. Kalau ada dugaan rekayasa C1 yang bukan milik kami ini dikaitkan dengan kami, rakyat akan melihat. Rakyat tidak lagi bodoh, mau termakan oleh narasi, opini dan penggalangan-penggalangan yang terjadi," tambah dia.

Sebelumnya diberitakan, kubu Prabowo-Sandi curiga penemuan paket formulir C1 dalam taksi online Jakarta Pusat adalah 'skenario' yang dibuat untuk menyudutkan pihaknya. 

Polisi, sebagai pihak yang pertama kali menemukan kardus berisi tumpukan formulir C1 itu, menjelaskan alasan pihaknya menyetop hingga memeriksa isi dalam kendaraan tersebut dalam rangka razia lalu lintas terkait kaburnya dua tersangka teroris di Bekasi, Jawa Barat.

Polisi memeriksa mobil yang membawa 2 kardus berisi ribuan formulir C1 yang disebut menguntungkan Prabowo-Sandi itu lantaran gerak-gerik sang sopir yang mencurigakan. Polisi lalu lintas yang bertugas melihat taksi online tersebut ragu-ragu melintas dan pengendaranya terlihat kebingungan saat disetop dan ditanyai. 

"Pada saat razia lantas ada mobil yang ragu-ragu dalam mengendarai mobil dan setelah ditanya bingung dengan alamat yang dituju. Akhirnya dicek surat dan ada tumpukan dalam mobil diperiksa, ternyata berisi formulir tersebut," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom, Selasa (7/5/2019).(R04)

 

Sumber Berita: detik.com

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index